Minggu, 13 Januari 2008

SOAL HUKUM MANTAN PRESIDEN SOEHARTO


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang kunjungan kerjanya di Malaysia dipercepat, (Sabtu 12/1) kembali ke Jakarta dan di Bandara Halim Perdana Kusuma langsung minta penjelasan dari tim dokter Kepresidenan yang merawat Soeharto.
Setelah mendarat, Presiden dan rombongan masuk ke ruang utama Bandara Halim Perdana Kusuma untuk mendengarkan laporan langsung mengenai keadaan terkini kesehatan Soeharto dari tim dokter kepresidenan yang diwakili dr Christian A Johannes. Menurut Christian, dalam pertemuan itu, Presiden Yudhoyono menanyakan bagaimana keadaan Soeharto saat ini. Namun, presiden tidak memberikan saran atau pesan apa pun dan hanya menunjukkan kepedulian terhadap kondisi kesehatan Soeharto.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di kediamannya di Cikeas, Bogor, Sabtu (12/1) minta kepada semua pihak untuk menghentikan polemik tentang masalah hukum mantan Presiden Soeharto yang saat ini masih terbaring sakit. �Mari kita hentikan polemik, debat, silang pendapat yang kurang bijak dan kurang tepat diangkat saat ini�.
Khusus masalah perdata mantan Presiden Soeharto, Presiden Yudhoyono mengaku mengikuti perkembangan terakhir dimana telah terjadi ajang debat publik, prokontra di berbagai forum. �Sesungguhnya saya tetap memandang tidak tepat membicarakan masalah itu dalam keadaan pak Harto seperti sekarang ini,� ujarnya. Presiden juga membantah adanya komentar yang seolah-olah pemerintahlah yang berinisiatif melakukan langkah penyelesaian kasus perdata mantan Presiden Soeharto. Pemerintah berpendapat, hal itu bukan prioritas dalam beberapa hari ini. Tidak ada keingingan pemerintah untuk memaksakan sesuatu yang tidak tepat. �Pemerintah berpendapat, pada saat yang tetap itu semua bisa dibicarakan untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik, tetap dalam koridor hukum dan keadilan,� katanya.
Dengan demikian, amat mungkin dicari cara penyelesaian terbaik yang menyangkut isu perdata itu. Presiden meminta rakyat Indonesia untuk mendoakan mantan Presiden Soeharto dan meminta rakyat untuk menghentikan pernyataan yang dinilai jauh dari kearifan sebagai suatu bangsa. �Pak Harto sebagai pemimpin sudah melakukan capaian dan karya yang tidak sedikit, terutama dalam bidang pembangunan nasional. Diakuinya, Pak Harto memiliki kekurangan dan kesalahan. �Namun itu tidak menghalangi kita untuk memberikan rasa terima kasih dan penghargaan terhadap jasa dan pengabdian beliau. Keikhlasan berterima kasih dan menghormati para mantan pemimpin menunjukkan budi pekerti yang baik�, kata presiden

Tidak ada komentar: